Sunday, March 24, 2024

Buku Langka: Beschrijving Der Handschriften Menak terbitan 1940



Buku Langka: Beschrijving Der Handschriften Menak terbitan  1940;
Deskripsi atau penjelasan mengenai manuskrip Menak; disusun oleh RM.Ng.Dr.Poerbatjaraka diterbitkan AC Nix & Co Bandoeng tahun 1940; Edisi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van kunsten en wetenschappen; 115 halaman; Bahasa Belanda; Sampul halaman belakang terlepas/hilang; Ada beberapa titik bekasa ngengat; tidak mengganggu tulisan secara keseluruhan;
Cerita Menak yang berinduk dari Hikayat Amir Hamzah (Sastra Melayu) berkembang luas, tidak hanya di bidang sastra saja tetapi juga merambah ke bidang seni pertunjukan: wayang dan tari. Sebuah penggalan teks bertembang Asmaradana tersebut berikut ini: “Pratikele wong akrami, dudu brana dudu rupa, amung ati pawitane, luput pisan kena pisan, yen gampang luwih gampang, yen angel angel kelangkung, tankena tinambak arta.”. (Menak Cina, Jilid I, Bale Pustaka 1934). Kutipan satu bait tembang asmaradana di atas adalah sepenggal cerita menak yang pernah dikenal masyarakat penggemarnya secara lisan maupun tertulis. Di dalam tradisi tulis, cerita Menak terungkap di dalam Serat Menak, sebuah karya sastra Jawa bernafaskan Islam yang berisi kisah kepahlawanan tokoh cerita Amir Ambyah. Serat Menak merupakan transformasi dari sastra Melayu Hikayat Amir Hamzah. Tradisi sastra Jawa lama mengenal tiga wiracarita, yaitu kisah kepahlawanan yang bersuasana Hindu, epos yang berasal dan tumbuh berkembang di negeri sendiri, dan kisah kepahlawanan yang bernuansa Islam. Contoh wiracarita yang bersuasana Hindu adalah Ramayana dan Mahabharata. Contoh epos yang berasal dan berkembang di negeri sendiri adalah cerita Panji, sedangkan wiracarita yang bernafaskan Islam adalah Serat Menak, Serat Iskandar dan Serat Yusuf.

=== Silahkan kontak no tertera untuk info lanjutan ==